Laporan Praktikum Biokimia Ternak Acara Penentuan Kadar Fosfor

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TERNAK

ACARA X

PENENTUAN KADAR FOSFOR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh :

Kelompok XXVIII

Maya Kurnia Kusuma                     PT/06438

Amelia Rahmawati Santoso          PT/06483

Nurus Sobah                                                PT/06587

Nino Sugiyanto                                PT/06602

Santa Astria Simbolon                    PT/06613

Asisten : Qorina

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI

BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014


ACARA X

PENENTUAN KADAR FOSFOR

 

Tujuan Praktikum

            Praktikum penentuan kadar fosfor bertujuan untuk menentukan kadar fosfor dalam tulang ayam.

 

Tinjauan Pustaka

            Beberapa mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak seperti kalsium, fosfat, natrium, klorida, magnesium, dan kalium. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari. Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap essensial. Jumlah ini bisa bertambah seiring dengan waktu (Winarno, 1997).

Secara kimia komposisi utama tulang ayam adalah garam-garam terutama kalsium karbonat dan kalsium fosfat yang dapat dijadikan sebagai sumber mineral kalsium dan fosfor dalam rangka menyediakan suplemen mineral bagi ternak sekaligus mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah industri pengolahan ayam. Mineral tergolong mikro elemen, namun esensial bagi ternak karena sekalipun keberadaannya dalam ransum ternak hanya sedikit dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Kekurangan mineral kalsium dan fosfor akan berpengaruh terhadap berbagai proses tubuh yang berdampak pada menurunnya performan ternak (Winarsih et al., 2012).

Pemanfaatan limbah tulang ayam sebagai sumber kalsium dan fosfor dibatasi dengan adanya kandungan kolagen yang tinggi. Kolagen merupakan protein fibrous yang memiliki karakteristik resisten terhadap enzim pencernaan, tidak dapat larut, dapat mengubah protein dan gelatin dengan pemasakan, dan banyak mengandung hidroksiproli. Tulang ayam sebagian besar terdiri atas protein kolagen dengan asam amino penyusun utamanya adalah prolin, glisin, dan alanin. Dalam kondisi alami protein fibriler atau skleroprotein sulit untuk dicerna oleh enzim pepsin dan pankreatin atau tripsin dan kemotripsin menjadi asam-asam amino (Mayasaroh et al., 2012).

Jenis mineral yang terasuk ke dalam mineral makro adalah natrium, klorida, kalium, fosfor, magnesium, dan sulfur. Natrium, klor, kalium berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Natrium, kalsium, kalium, dan magnesium diperlukan untuk transmisi saraf dan kontraksi otot. Fosfor dan magnesium terlibat dalam metabolisme energi. Kalsium, fosfor, dan magnesium berperan dalam memberi bentuk (struktur) tulang. Mineral yang paling banyak jumlahnya di daam tubuh adalah kalsium, kemudian diikuti oleh fosfor (Parakkasi, 1995).

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh setelah kalsium, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 58% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat. Fosfor juga penting untuk jaringan saraf, mendukung fungsi-fungsi sistem saraf, dan membantu agar sembuh dari kelelahan mental disertai sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi. Defisiensi akan menyebabkan mudah lupa, pusing, dan migrain. Fosfor di dalam tubuh penting untuk reaksi-reaksi kimia karena dapat menangkap, mentransfer, dan menyimpan energi. Oleh karena itu, analisis kandungan fosfor dalam bahan pangan penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui jumlah fosfor dan mengetahui kebutuhan fosfor yang diperlukan dalam tubuh dengan konsumsi makanan (Almatsier, 2001).

 

Materi dan Metode

 

Materi

            Alat.  Alat yang digunakan pada praktikum penentuan kadar fosfor adalah tabung reaksi, silika disk, pipet pump, penangas air, kertas saring bebas abu, labu ukur 500 ml, dan spektrofotometer.

Bahan.  Bahan yang digunakan pada praktikum penentuan kadar fosfor adalah abu, HCl pekat, HCl 10%, aquades, AgNO3, dan HNO3 – Vanado – Molybdat.

 

Metode

            Preparasi sampel.  Abu hasil penetapan kadar abu ditambah 10 ml HCl pekat, dipanaskan di atas penangas air hingga volume maksimalnya 1/3 bagian. Ditambah lagi 20 ml HCl 10%, dipanaskan lagi hingga volumenya tinggal 1/3 bagian dan ditambah lagi 20 ml aquades dan dipanaskan 10 menit. Disaring melalui kertas saring bebas abu ke dalam labu ukur 500 ml dan dicuci dengan air panas (mendidih) sampai bebas asam. Diuji dengan AgNO3 untuk mengetahui apakah filtrat telah bebas asam. Filtrat disimpan untuk penentuan kadar Ca dan P.

Penentuan kadar fosfor. Tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml sampel. Ditambahkan 4,5 ml larutan campuran H2O dengan HNO3 – Vanado – Molybdat (7:2), dihomogenkan dan ditunggu 30 menit. Dibaca absorbansinya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm, aquades sebagai pembanding (blanko). Data yang terbaca dimasukkan pada persamaan standar berikut :

Y = 14,285X + 0,034

Y : Absorbansi, X : Konsentrasi P (mg/ml)

Kadar P (%) =


Hasil dan Pembahasan

 

Mineral fosfor (P) dan kalsium (Ca) sangat dibutuhkan ternak untuk pertumbuhan tulang dan berbagai metabolisme tubuh. Lebih kurang 75% dari total P dalam tubuh terdapat di dalam tulang dan selebihnya di dalam jaringan lain, maka ternak harus diberikan P dalam jumlah yang memadai agar mampu hidup dan berproduksi dengan normal (Ketaren et al., 2012). Fosfor mempunyai lebih banyak fungsi dibandingkan zat-zat mineral lainnya dalam tubuh. Beberapa fungsi fosfor di dalam tubuh ternak yaitu membantu dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, serta membantu dalam aktivitas enzimatik dan fungsi vitamin, sebagai pengatur asam basa, berperan dalam pemeliharaan fungsi darah, berperan dalam proses pertumbuhan kerangka dan perkembangan gigi (Anggoradi, 1995).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, ada beberapa perlakuan ketika preparasi sampel dan juga pengujian sampel. Penambahan HCl pekat dan pemanasan pada pembuatan sampel bertujuan untuk menguapkan mineral mikro, sedangkan penambahan HCl 10% dan pemanasan bertujuan untuk memisahkan Ca dan P dengan mineral lain dan penambahan aquades bertujuan untuk mengencerkan larutan. Preparasi sampel dilakukan dengan cara menambahkan HCL pada abu dipanaskan, hal ini bertujuan untuk memisahkan mineral makro dan mineral mikro pemanasan juga bertujuan agar mineral mikro terbuang atau hilang. Penambahan HCl yang kedua berfungsi agar memisahkan senyawa Ca dan P dengan mineral yang lainnya sehingga mineral lain hilang (Chang, 2005). Penambahan aquades pada preparasi sampel juga bertujuan untuk mengetahui apakah filtrat sudah bebas dari asam atau belum, kemudian penambahan air sampai tanda batas pada labu ukur adalah untuk mengencerkan filtrat. Filtrat yang didapat kemudian dilakukan uju kadar fosfor dengan mengambil 0,5 ml sampel dan kemudian ditambahkan 4,5 ml larutan campuran H2O dengan HNO3 – Vanado – Molybdat hingga berwarna kuning, kemudian diamkan selama 30 menit. Fungsi dari penambahan campuran H2O dengan HNO3 – Vanado – Molybdat adalah sebagai pengikat fosfat yang akan menghasilkan senyawa HNO3 – Fosfo – Molybdat.

Berdasarkan data hasil praktikum diperoleh kadar fosfor adalah sebesar 2,13%. Angoradi (1995) menyatakan, kandungan fosfor pada tepung daging tulang 5,10% sedangkan dalam tepung tulang 14%. ketersediaan P pada anak ayam dari garam pitat hanya sebesar 10% seperti ketersediaan dari dinatrium fosfat, sedangkan pada ayam petelur masa produksi P pitat dapat terseddia sekitar 50% seperti halnya yang tersedia dari dikalsium fosfat. Kamal (1999) menyatakan, pada ternak non ruminansia, faktor yang terpenting dan mempengaruhi pencernaan dan absorbs P adalah terdapatnya fitin atau asam pitat dalam tanaman, asam pitat adalah suatu ester antara inositol dan enam asam phosfat. Kurang lebih 50% dari P dalam butiran yang merupakan bahan utama dari unggas dan babi dalam bentuk asam pitat. Garam-garam ini merupakan Ca dan Mg  pitat yang tidak larut. Dengan demikian hanya 10 sampai 50% P dalam asam pitat yang dapat digunakan ini juga tergantung kepada jumlah vitamin D yang menyebabkan pengurangan absorbs P, dan telah ditemukan bahwa vitamin D menstimulasi transport aktif dari P. tetapi mekanisme transport ini belum jelas sehingga transport pasif yang terlihat.

 

Kesimpulan

 

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar fosfor sebesar 2,13% yang menunjukkan bahwa kadar fosfor tersebut tidak normal. Faktor yang mempengaruhi kadar fosfor adalah terdapatnya fitin atau asam pitat dalam tanaman, asam pitat adalah suatu ester antara inositol dan enam asam phosfat.


Daftar Pustaka

 

Angoradi, H. R . 1995. Nutrisi Ternak Unggas. PT Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta.

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Kamal, M. 1999. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Universitas indonesia press. Jakarta.

Ketaren, P.P., M. Silalahi, T. Panggabean, D. Aritonang. 2012. Estimasi Ketersediaan Fosfor Dalam Defluorinated Rock Phosphate Dan Tepung Tulang Dengan Metode Slope Ratio Assay. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Mayasaroh, Intan., Denny Rusmana, Rachmat Wiradimadja. 2012. Dekolagenasi, Kandungan Kalsium Dan Fosfor Limbah Tulang Ayam Oleh Larutan KOH. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminansia. UII Press. Jakarta.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarsih, W., Denny Rusmana, Rachmat Wiradiamadja. 2012. Pengaruh Perendaman Limbah Tulang Ayam Menggunakan NaOH Terhadap Tingkat Dekolagenasi, Kandungan Kalsium Dan Fosfor. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.


Lampiran

 

Perhitungan :

Y                                 = 14,285 × 0,0304X

0,427                          = 14,285X × 0,0304

0,427 – 0,0304          = 14,285X

0,3966                        = 14,285X

X                                 =
X                                 = 0,027

 

Kadar P (%) =

Kadar P (%) =

Kadar P (%) = 2,13%

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published.