Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar Acara Morfologi Jamur
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
ACARA VI
MORFOLOGI JAMUR
Disusun oleh :
Kelompok X
Imam Ikhsani PT/06444
Lintang Anggoro PT/06501
Nurul Azizah PT/06528
Nurus Sobah PT/06587
Mahadhika A.P.W.P PT/06595
Asisten : Okti Widayati
LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
ACARA VI
MORFOLOGI JAMUR
Tujuan Praktikum
Praktikum morfologi jamur bertujuan untuk mempelajari morfologi jamur benang dan khamir.
Tinjauan Pustaka
Jamur adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Jamur atau fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang uniseluler sampai jamur multiseluler, seperti jamur payung dan jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik utama, yaitu (1) eukariotik, (2) menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakannya, dan (3) heterotrof. Sebagai tambahan, jamur membutuhkan tempat yang lembab dan hangat agar dapat tumbuh. Oleh karena itu, jamur banyak ditemukan di makanan yang lembab, di dasar kulit batang pohon, di dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi yang lembab. Oleh karena bersifat heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting karena berperan sebagai pengurai dan ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di tanah (Subahari, 2008).
Sebagian besar tubuh fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang disebut miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungsi tingkat tingi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir (Syamsuri, 2004).
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang menutupi inti dan mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka berbeda mencolok dalam ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu, termasuk car mereka mendapatkan makanan. Jamur yang paling sederhana adalah ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi tersebar luas di tanah, daun, buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan penting dalam kedokteran, penelitian biologi, dan industri makanan (Solomon, 2011).
Struktur tubuh jamur yang paling umum adalah filamen multiseluler dan sel tunggal (ragi). Banyak spesies yang dapat tumbuh baik sebagai filamen dan ragi, tetapi kebanyakan tumbuh sebagai filamen, hanya sedikit spesies yang tumbuh sebagai ragi. Ragi biasanya berada di tempat yang lembab, termasuk getah tumbuhan dan jaringan hewan, dimana terdapat nutrisi seperti gula dan asam amino (Campbell et al., 2009).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum morfologi jamur adalah gelas benda, gelas penutup, pembakar spiritus, pipet tetes, ose cincin, jarum preparat, dan mikroskop.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum morfologi jamur adalah biakan murni jamur pada medium PDA dalam tabung reaksi umur 4 sampai 5 hari ( Aspergilus niger, dan Saccharomyces cerevisiae) dan medium PDA.
Metode
Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol sampai bebas lemak dan debu. Aquades diteteskan di bagian tengan gelas benda. Biakan jamur diambil dengan menggunakan ose dan diletakkan di atas gelas benda yang telah diberi aquades. Ose sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol dan dibakar hingga membara agar ose menjadi steril. Miselia dipisahkan dengan dua buah jarum preparat apabila miselia tersebut menggumpal. Gelas benda yang sudah diberi jamur dan aquades ditutup dengan gelas penutup dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara di dalam preparat. Preparat diamati dengan perbesaran lemah terlebih dahulu. Jamur yang ukuran kecil dilanjutkan dengan perbesaran sedang dan jika diperlukan amati bagian yang diinginkan dengan perbesaran kuat dengan ditambah minyak immersi, khususnya untuk pengamatan bentuk dan struktur spora atau konidia. Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan lengkap.
Hasil dan Pembahasan
Fungi atau jamur adalah suatu divisi organisme eukariotik yang tumbuh dalam massa iregular, tanpa akar, batang, atau daun, dan tanpa klorofil atau pigmen lain yang mampu untuk berfotosintesis. Setiap organisme (talus) bersifat uniseluler hingga filamentosa, dan memiliki struktur somatik bercabang (hifa) yang dikelilingi oleh dinding sel yang mengandung selulosa atau sitin atau keduanya, dan mengandung nuklei asli. Organisme ini bereproduksi secara seksual atau aseksual (pembentukan spora) dan dapat memperoleh makanan dari organisme hidup lain sebagai parasit atau dari bahan organik sebagai saprofit (Direkx, 2001).
Jenis jamur yang digunakan dalam praktikum morfologi jamur ini adalah Aspergillus niger dan Saccharomycces cerevisiae. Aspergillus niger merupakan salah satu dari tiga spesies Aspergillus. Menurut Sacher et al. (2002), jamur jenis Aspergillus mudah tumbuh pada medium bakteri dan jamur, membentuk koloni yang dapat dilihat dalam 3 hari inkubasi. Bagod dan Laila (2006) juga mengatakan, Aspergillus dapat hidup sebagai saprofit dan parasit pada substrat makanan, pakaian, manusia, dan burung. Aspergillus biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus biasanya tampak berwarna abu-abu, hitam, cokelat, dan kehijauan. Jamur ini dapat tumbuh di daerah beriklim dingin maupun tropis. Aspergillus melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual.
Bagian tubuh dari Aspergillus niger yang tampak ketika diamati dengan menggunakan mikroskop adalah bagian spora, sporangium dan sporangiofor. Rizoid dari Aspergillus niger tidak tampak disebabkan ketika pengambilan Aspergillus niger dari medium kurang ke bawah, sehingga yang terambil hanyalah bagian sporangiofor dan sporangiumnya saja. Spora pada Aspergillus niger berfungsi sebagai reproduksi seksualnya sedangkan sporangium berfungsi sebagai tempat spora berada. Menurut Miskiyah et al.(2006), Aspergillus niger mempunyai hifa bersepta, koloninya berwarna putih pada PDA 25oC dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari Aspergillus niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur. Selain itu, Aspergillus niger memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Secara makroskopis, permukaan terlihat berwarna kehitaman, ketika diposisi terbalik (berlawanan) terlihat berwarna putih kekuningan.
Aspergillus niger dalam kehidupan memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah digunakan dalam proses fermentasi. Menurut Miskiyah et al. (2006), proses pembuatan ampas menjadi pakan dilakukan secara fermentasi menggunakan spora Aspergillus niger. Penggunaan cara ini dapat mempengaruhi kandungan nutrisi produk pakan. Kadar lemak yang masih tinggi dapat dikurangi dengan adanya aktivitas enzim lipase dari Aspergillus niger selama fermentasi. Selain itu menurut Bagod dan Laila (2006), Aspergillus niger dapat digunakan untuk menghilangkan oksigen (O2) dara sari buah dan menjernihkan sari buah. Jamur tersebut dapat menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase.
Saccharomyces merupakan jamur uniseluler. Jamur ini biasa dikenal orang sebagai ragi, khamir, atau yeast. Ragi dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Menurut Bagod dan Laila (2006), reproduksi aseksual biasa dilakukan dengan cara membentuk kuncup kecil (budding) pada sel yang berbentuk oval. Kuncup tersebut membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Reproduksi seksual terjadi jika suplai makanan terhenti atau lingkungan tidak mendukung untuk melakukan reproduksi secara aseksual. Akibatnya, terbentuk askus dan askospora. Askospora dari dua tipe yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel diploid. Selanjutnya, terjadi pembelahan secara meiosis sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru.
|
|
||||
Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir sejati yang secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui budding cell. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik mempunyai koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora 1 sampai 8 buah (Ahmad, 2005). Menurut Bagod dan Laila (2006), Saccharomyces cerevisiae banyak digunakan dalam pembuatan roti, tapai, minuman semacam anggur, dan bir. Saccharomyces hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak mengandung karbohidrat. Dengan menggunakan enzim amilase, jamur ini mampu menguraikan glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida dalam proses fermentasi. Adapun reaksi kimianya adalah:
C6H12O6 è 2C2H5OH + 2 CO2 + energi.
Kesimpulan
Aspergillus niger memiliki bagian-bagian tubuh diantaranya adalah spora, sporangium, sporangiofor dan rizoid. Sedangkan pada Saccharomyces cerevisiae membentuk suatu koloni yang berbentuk bulat yang tidak begitu kelihatan.
Daftar Pustaka
Ahmad, Riza Z. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae Untuk Ternak. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.
Campbell, N.A., J.B Reece., L.A Urry., M.L Cain., S.A Wasserman., P.V Minorsky., and R.B Jackson. 2009. Biology Ninth Edition. Pearson Education Inc, Benjamin Cummings. San Fransisco.
Direkx, John H. 2001. Kamus Ringkas Kedokteran Stedman Untuk Profesi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Miskiyah., I. Mulyawati., dan W. Haliza. 2006. Pemanfaatan Ampas Kelapa Limbah Pengolahan Minyak Kelapa Murni Menjadi Pakan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Kampus Penelitian Pertanian. Bogor.
Nishimura, K. 1999. Aspergillus niger Microscopy. (http://www.pf.chiba-u.jp/gallery/fungi/a/Aspergillus_niger_microscopy.html). Diakses tanggal 18 Mei 2014 pukul 23.32 WIB.
Sacher, R.A., and R.A McPherson. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W Martin. 2011. Biology Ninth Edition. Brooks/Cole Cengage Learning. USA.
Subahar, T.S.S. 2008. Biologi. Penerbit Quadra. Surabaya.
Sudjadi, Bagod., dan S. Laila. 2006. Biologi : Sains Dalam Kehidupan. Penerbit Yudhistira. Jakarta.
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.