Laporan Praktikum Industri Ternak Unggas Acara Kunjungan Perusahaan
LAPORAN PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS
KUNJUNGAN PERUSAHAAN
(Sinar Permata Farm)
Disusun oleh :
Nurus Sobah
13/349268/PT/06587
Kelompok XXIX
Asisten Pendamping : Ardian Priyono
LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS
BAGIAN PRODUKSI TERNAK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
Laporan Praktikum Industri Ternak Unggas
Kunjungan Perusahaan
(Sinar Permata Farm)
Profil Perusahaan
Praktikum Industri Ternak Unggas pada acara kunjungan perusahaan kali ini dilaksanakan di peternakan Sinar Permata Farm yang berada di daerah Cangkringan, kabupaten Sleman. Peternakan Sinar Permata Farm bergerak di bidang perunggasan, khususnya atam layer atau yang biasa disebut dengan ayam petelur. Peternakan Sinar Permata Farm terletak di lokasi yang memiliki temperatur udara yang cukup dingin dan terletak jauh dari pemukiman penduduk. Peternakan tersebut didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Novertus Yudianto Y. dengan populasi ayam sebanyak 2000 ekor dengan jumlah hanya memiliki satu kandang. Seiring berjalannya waktu, peternakan tersebut terus berkembang hingga sekarang memiliki lahan seluas 2 hektar dengan kandang sejumlah 31 kandang dengan jumlah populasi tiap kandang adalah 2080 ekor ayam, sehingga total populasi seluruh ayam petelur yang ada di peternakan Sinar Permata Farm adalah sejumlah 60.000 ekor ayam. Fasilitas yang ada di peternaka Sinar Permata Farm meliputi Kantor yang digunakan oleh manajer bekerja, kamar mandi untuk mandi dan buang air besar, dapur, gudang pakan untuk menyimpan pakan ternak, gudang telur untuk menyimpan telur yang sudah dikumpulkan, gudang alat digunakan untuk menyimpan perlengkapan dan peralatan dari peternakan tersebut, dan juga tempat istirahat.
Manajemen Pemeliharaan
Bibit. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa bibit yang digunakan untuk peternakan Sinar Permata Farm adalah jenis Lohman yang langsung didatangkan dari Multi Breeder (MB). Lohman Brown memiliki karakteristik bulu berwarna coklat, perutnya lunak, kloaka bulat telur, lebar, basah kelihatan pucat, badan agak memanjang, tubuh penuh, punggung luas, dan bentuk kepala bagus dengan jengger berwarna merah cerah (Yupi, 2011). Peternakan tersebut membeli bibit dan dipelihara sendiri sejak umur satu hari dengan harga bibit adalah Rp 3.200 per ekor untuk usia bibit satu minggu. Bibit dipelihara hingga berumur 17 minggu dan kemudian setelah berumur 17 minggu bibit tersebut dipindahkan ke kandang produksi untuk menggantikan ayam yang sudah berproduksi rendah untuk dilakukan culling atau pengafkiran.
Populasi. Peternakan Sinar Permata Farm pada awal pendirian hanya memiliki ayam dengan jumlah 2.000 ekor ayam, kemudian terus berkembang hingga sekarang memiliki populasi ayam petelur sejumlah 60.000 ekor yang terbagi ke dalam 31 kandang dengan masing-masing kandang sejumlah 2.080 ekor ayam. Saat terjadi erupsi Merapi, banyak ayam yang ada di peternakan tersebut mati, diperkirakan ayam yang mati hingga berjumlah 5.000 ekor ayam.
Umur Produksi. Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan data bahwa umur produksi ayam petelur di peternakan Sinar Permata Farm adalah dimulai sejak bibit ayam dipindahkan ke dalam kandang produksi yaitu ketika berumur sekitar 17 minggu dengan bobot ayam kira-kira sudah mencapai sekitar 1,85 kg per ekor ayam. Puncak produksi ayam petelur di peternakan tersebut adalah ketika ayam berumur sekitar 21 minggu dan kemudian ayam tersebut dilakukan culling atau pengafkiran ketika sudah berumur lebih dari 85 minggu atau rata-rata sekitar umur 90 minggu. Menurut Zulfikar (2013), umumnya produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun. Dewasa ini yang dianggap lingkaran produksi yang optimal adalah ayam-ayam umur 1,5 sampai 2 tahun. Ayam petelur yang lebih dari 2 tahun tidak ekonomis lagi, sebab mereka tak mampu mengimbangi lagi makanan yang dihabiskan. Itulah sebabnya maka ayam-ayam yang sudah mencapai umur 2 tahun harus diafkir. Penundaan pengafkiran berarti mengurangi keuntungan.
Jumlah Produksi per Hari. Jumlah produksi telur yang dihasilkan di peternakan Sinar Permata Farm adalah sekitar 3,7 ton per hari dari total populasi ayam petelur sekitar 60.000 ekor ayam petelur. Krista dan Bagus (2013) menyatakan bahwa produksi telur ayam layer yaitu antara 200 hingga 250 butir per ekor per tahun. Berat telur berkisar antara 50 sampai 60 gram.
Manajemen Kandang
Model Kandang. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa model kandang yang ada di peternakan Sinar Permata Farm adalah jenis kandang panggung dengan model atap semi monitor. Ukuran dari kandang tersebut adalah panjangnya 28 m, lebar 3 m, tinggi 4 m, dan jarak antar kandang adalah 3,5 m. Menurut Murni (2009), bentuk atap kandang biasanya adalah monitor, semi monitor, shade atau miring, gable, dan sawtooth.
Populasi per Kandang. Peternakan Sinar Permata Farm memiliki jumlah populasi ayam per kandang sekitar 2080 ekor dengan jumlah kandang di peternakan tersebut sebanyak 31 kandang. Menurut Murni (2009), kapasitas kandang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan kebutuhan kandang karena erat hubungannya dengan kepadatan kandang, dan kondisi ini juga berhubungan dengan iklim mikro kandang. Penggunaan kandang harus disesuaikan dengan kapasitasnya. Populasi yang terlalu padat menyebabkan ayam akan stress, sehingga menurunkan produksi, disamping ini juga akan berpengaruh pada efisien penggunaan pakan. Sedangkan populasi yang terlalu kecil akan menyebabkan kandang kurang efisien penggunaannya dan akan berpengaruh juga pada pertumbuhan bobot badannya yang kurang optimal disebabkan ayam banyak bergerak atau jalan-jalan. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan kandang yaitu temperatur lingkungan, tipe kandang, ukuran ayam, dan umur ayam.
Jarak Antar Kandang. Kandang yang ada di peternakan Sinar Permata Farm memiliki banyak sekali kandang, sehingga perlu dilakukan pengaturan kandang agar memudahkan manajemen dari kandang tersebut. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa jarak antar kandang di peternakan tersebut adalah sekitar 2,5m sampai 3m. Jarak antar kandang sangat berpengaruh terhadap produktivitas ayam petelur karena berkaitan dengan sirkulasi udara di daerah kandang, selain itu juga jarak antar kandang yang ideal berhubungan dengan menghindari penularan penyakit antar tiap kandang. Menurut Murni (2009), jarak antar kandang satu dengan yang lainnya sebaiknya berjarak 7 m sampai 8 m.
Jumlah Kandang. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah kandang yang ada di peternakan Sinar Permata Farm berjumlah 31 kandang yang semuanya digunakan untuk produksi ternak ayam petelur. Jumlah kandang dipengaruhi oleh tujuan dari pemeliharaan serta keuntungan yang diharapkan dari peternakan itu sendiri. Semakin banyak ternak yang dipelihara maka semakin banyak kandang yang dibutuhkan.
Manajemen Pakan
Pakan. Pakan yang diberikan di peternakan Sinar Permata Farm berupa pakan konsentrat, bekatul, jagung, dan obat. Pakan konsentrat dibeli dengan harga Rp 7.600 / kg, pakan bekatul dibeli dengan harga Rp 2.600 /kg, dan pakan jagung dibeli dengan harga Rp 3.000 /kg sedangkan obat yang digunakan dalam campuran pakan adalah obat jenis biovit yang didapat dari Boyolali yang berfungsi untuk mengurangi bau dari ekskreta yang dihasilkan, obat miko yang didapat dari Solo yang berfungsi untuk memberikan warna telur, dan biofos yang didapat dari Semarang yang berfungsi untuk pembentukan cangkang dari telur ayam. Menurut Hardjosworo (2000), penggunaan maksimal jagung kuning dalam ransum adalah 50% sampai 60%. Jagung kuning digunakan dalam jumlah besar dalam penyusunan ransum karena jagung kuning merupakan sumber energi yang baik. Bekatul biasanya bercampur pecahan-pecahan halus dari menir lebih sedikit mengandung kulit dan selaput putih serta berwarna agak kecoklatan. Menurut Murtidjo (1992), kebutuhan akan mineral memang tidak terlalu besar tetapi peranannya sangat penting sekali. Penggunaan premix yang dicampurkan pada komposisi pakan unggas, secara umum dianjurkan dengan dosis 100 sampai 200 gram untuk 100 kg pakan. Hal ini disebabkan karena premix adalah bahan sintetis selain itu juga dilihat dari segi ekonomisnya.
Metode Pemberian. Pemberian pakan yang dilakukan di peternakan Sinar Permata Farm dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pagi dan sore hari. Pagi diberikan pada pukul 06.30 WIB dan sore hari diberikan pada pukul 13.00 WIB. Bahan pakan yang ada berupa konsentrat, bekatul, jagung dan obat dicampur dengan ketentuan proporsi untuk konsentrat 35% (70 kg), bekatul 15% (30 kg), dan jagung 50% (100 kg). Proporsi 5% dari konsentrat merupakan campuran dari obat-obat yang diberikan yaitu berupa biovit, miko, dan biofos. Pakan yang diberikan pada ternak ayam petelur berupa campuran dari bahan pakan tersebut dan diberikan dalam bentuk crumble dan diberikan secara merata kepada tiap-tiap ternak ayam. Menurut Kartadisastra (2008), metode every basis yaitu metode pemberian pakan dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan kebutuhannya. Metode ini cocok diterapkan pada pemeliharaan ayam potong (broiler) dan ayam petelur yang menghasilkan telur konsumsi (commercial layer).
Jumlah Pemberian. Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam petelur pada peternakan Sinar Permata Farm adalah sejumlah 126 gram/ekor/hari dengan proporsi pada pagi hari 40% dan sore hari 60%. Jumlah pakan 126 gram tersebut sudah mengandung konsentrat 35%, bekatul 15% dan jagung 50%.
Manajemen Penanganan Penyakit dan Lingkungan
Vaksinasi. Vaksin adalah suatu produk biologis yang berisi mikroorganisme agen penyakit yang telah dilemahkan atau diinaktifkan (attenuated) (Puspitasari, 2009). Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyakit merugikan yang disebabkan oleh virus (Soeripto, 2002). Berdasarkan hasil praktikum diketuhui bahwa pada peternakan Sinar Permata Farm diberikan dalam bentuk minum dan juga suntik atau injeksi. Vaksin yang diberikan dalam bentuk minuman adalah vaksin jenis ND Lasota yang diberikan setiap 30 hari sekali dengan dosis 4 vaksin untuk 2000 ekor ayam, kemudian vaksin jenis IB yang diberikan setiap 2 bulan sekali. Vaksin jenis suntik yang diberikan untuk ayam petelur berupa vaksin Coryza dan vaksin jenis AI yang sama-sama diberikan sebanyak 4 kali pengulangan dalam sekali masa produksi, kemudian vaksin jenis ND kill, ND ID EDS kill, dan ND IB yang masing-masing diberikan secara berurutan. Menurut Nataamijaya (2005), pencegahan penyakit tetelo (newcastle disease) dilakukan melalui vaksinasi menggunakan vaksin galur La Sota atau Kumarov.
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit IBD. Vaksinasi IBD maupun infeksi virus Gumboro dapat merangsang respon antibodi yang bersifat aktif. Walaupun mortalitas akibat Gumboro sulit diramalkan, evaluasi lapangan menunjukkan bahwa mortalitas dan kemgian lain yang ditimbulkan oleh Gumboro pada ayam yang tidak divaksinasi lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang divaksinasi. Vaksinasi haus mempertimbangkan saat vaksinasi yang tepat (bervariasi menurut titer antibodi asal induk), per vaksinasi, dan virulensi virus vaksin. Vaksinasi Gumboro dapat dilakukan dengan pemberian vaksin lived atau gabungan vaksin lived dan vaksin killed, selain itu vaksin killed dapat pula dilakukan bersamaan dengan vaksin ND secara subkutan menggunakan virus IBD galur tidak virulen (mild). Petemakan unggas secara umum biasa memberikan vaksin lived dibanding vaksin killed. Vaksin killed umumnya lebih mahal, walaupun memiliki kemampuan memproteksi lebih lama daripada vaksin lived. Vaksin ini biasanya hanya diberikan pada unggas-unggas yang hidup di daerah yang memiliki potensi terjadinya IBD cukup besar. Ayam yang divaksinasi dengan vaksin lived mempunyai tingkat mortalitas yang lebih tinggi dengan ayam yang divaksinasi gabungan vaksin lived dan killed, jika terjadi kegagalan vaksinasi (Tabbu, 2000 dikutip oleh Puspitasari, 2009).
Sanitasi. Sanitasi pada peternakan Sinar Permata Farm dilakukan secara berkala yang meliputi sanitasi pembersihan tempat pakan dan minum, pembersihan kandang, dan juga pengumpulan ekstreta dari ayam. Sanitasi untuk tempat pakan dilakukan ketika akan memberikan pakan pada ayam, sedangkan sanitasi tempat minum dilakukan 2 kali bersamaan dengan pembersihan tempat pakan. Alat yang sering digunakan untuk sanitasi kandang adalah sikat yang digunakan untuk sanitasi tempat minum, grenjeng yang digunakan untuk membersihkan lumut yang ada di tempat minum, timba atau kurasan digunakan untuk membuan sisa minum yang tersisa. Soeripto (2002), menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi secara menyeluruh adalah untuk menjaga kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat menampilkan performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Penyebab dari kurang perhatian sanitasi akan menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit, sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena itu sanitasi sangat diperlukan dalam manajemen usaha peternakan.
Biosecurity. Sistem biosecurity yang ada di peternakan Sinar Permata Farm adalah berupa penyemprotan kendaraan yang masuk ke dalam area peternakan dengan menggunakan terminator dan juga krat untuk tempat telur sebelum digunakan harus dicelupkan terlebih dahulu dengan mengguanakan laruten wipol. Menurut Sudarmono (2003), biosecurity yang harus dilakukan adalah mencegah para tamu masuk ke dalam lokasi peternakan, menempatkan ayam yang sakit di kandang isolasi (kandang isolasi harus jauh dari kandang ayam lainnya), pembakaran bangkai ayam dilakukan jauh dari area peternakan serta mencegah keributan di lingkungan peternakan. Menurut pendapat Fadilah dan Polana (2004) yang menyatakan bahwa penyakit ternak ayam dapat ditularkan lewat hubungan antara penderita dengan ayam-ayam yang sehat dan hubungan ayam-ayam yang sehat dengan tempat, perlengkapan dan lingkungan yang terinfeksi penyakit. Ternak yang sudah sembuh dapat menjadi penghantar penyakit.
Pemasaran
Peternakan Sinar Permata Farm merupakan peternakan yang tujuannya adalah menghasilkan telur ayam. Setiap harinya, peternakan tersebut menghasilkan sekitar 3,7 ton telur ayam petelur. Pemasaran produk telur tersebut dilakukan dengan mengirimkan ke beberapa wilayah seperti di daerah Yogyakarta serta di luar Yogyakarta seperti Kutoarjo, Sumpyung, dan Gombong. Konsumen dari telur produk peternakan Sinar Permata Farm kebanyakan adalah dari Hotel yang sudah biasa membeli telur di peternakan tersebut. Harga jual dari telur di peternakan tersebut mengikuti dari harga pemerintah, jadi tidak pasti berapa harga untuk setiap harinya, tetapi untuk harga ketika praktikum sedang dilakukan yaitu berada di kisaran Rp 17.500 per kilogram telur. selain dari penjualan telur sebagai produk utama, peternakan Sinar Permata Farm juga menjual ayam petelur yang sudah diafkir. Penjualan dari ayam petelur afkir sendiri dijual di daerah Kaliurang dengan metode penjualan tiap penimbangan 20 ekor ayam petelur afkir. Menurut Mappingau dan Esso (2011), pemasaran merupakan kegiatan menyalurkan produk dari produsen ke konsumen, yaitu dari peternak ayam layer ke konsumen telur ayam, yang di dalamnya juga terlibat distributor untuk memperlancar penjualan telur. alur yang biasa digunakan untuk pemasaran telur yaitu peternak (produsen) lalu ke pedagang pasar besar ke pengecer dan yang terakhir ke konsumen. Pemasaran telur juga biasa disampaikan melalui media cetak maupun elektronik, dapat juga melalui komunikasi personal oleh peternak ataupun pedagang.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di peternakan Sinar Permata Farm, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemeliharaan, manajemen perkandangan, manajemen pakan, manajemen penanganan penyakit dan lingkungan, serta pemasaran yang ada di peternakan Sinar Permata Farm sudah cukup baik dan sudah sesuai dengan standar.
Kritik dan Saran
Kritik
Kritik yang dapat saya sampaikan adalah dalam hal pemberian informasi tentang perubahan jam pemberangkatan ke perusahaan terlalu mepet sehingga praktikan yang sudah terlanjur bertukan jadwal agak kebingungan karena ketika itu juga bertepatan ada yang sedang melakukan responsi praktikum. Transportasi menuju ke lokasi perusahaan juga sebaiknya menggunakan kendaraan berupa bus jangan dengan menggunakan sepeda motor karena untuk menghindari ada salah satu dari rombongan yang nyasar juga untuk menghindari kecelakaan karena motor harus berjalan secara bergerombol.
Saran
Saran yang dapat saya sampaikan adalah sebaiknya pemberian informasi perubahan jadwal pemberangkatan dilakukan minimal 24 jam sebelu jadwal pemberangkatan agar semua praktikan mengetahui perubahan jadwal lebih awal sehingga pengaturan pertukaran jadwal bisa diatur lagi. Perlu disediakan alat transportasi yang memadai dan informasi tempat praktikum yang lebih jelas untuk menuju ke tempat praktikum agar kejadian praktikan dan asisten nyasar tidak terjadi lagi. Demikian kritik dan saran yang dapat saya sampaikan, mohon maaf dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, R. dan A. Polana. 2004. Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara Mengatasinya. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Hardjosworo, P. S., dan Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kartadisastra, H. R. 2008. Pengelolaan Pakan Ayam. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Krista, B. dan Bagus, H. 2013. Ayam Kampung Petelur. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Mappigau, P., dan A. Sawe R. Esso. 2011. Analisis Strategi Pemasaran Telur pada Peternakan Ayam Ras Skala Besar di Kabupaten Sidrap. Vol. X (3).
Murni, M. C. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging. Departemen Peternakan. Cianjur.
Murtidjo, B. A. 1992. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Nataatmijaya, Achmad Gozali. 2005. Karakteristik Penampilan Pola Warna Bulu, Kulit, Sisik Kaki, dan Paruh Ayam Pelung di Garut dan Ayam Sentul di Ciamis. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. Buletin Plasma Nutfah Vol.11 No.1 Th.2005.
Puspitasari, Shinta. 2009. Gambaran Respon Kebal Terhadap Newcastle Disease (ND) pada Ayam Pedaging yang Divaksin IBD-Killed Setengah Dosis. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Soeripto. 2002. Pendekatan Konsep Kesehatan Hewan Melalui Vaksinasi. Jurnal Litbang Pertanian. 21(2):48-55.
Tabbu, C. R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Yupi. 2011. Analisis Usaha Tani Ayam Ras Petelur. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Zulfikar. 2013. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Ras. UNSYIAH.
LAMPIRAN
|
|
||||||
|
|
||||||
|
|||||||
|
|||||||